Essai Foto

Dari Hans : untuk Kampung Kota Jakarta

Penggusuran paksa

#Tagih Janji Jokowi

Siaga Bencana

#SaveKPK

Rekonstruksi ACEH

Pertemuan GERMIS Kendari

PEMETAAN

LAPINDO

Gusuran Pinangsia

GHSA

Agenda Tahunan UPC

Aksi Solidaritas Kamboja

Aksi Solidaritas Untuk PRT

Banjir
-
Dari Hans : untuk Kampung Kota Jakarta
Awalnya saya datang ke Jakarta dengan tujuan untuk merekam kejadian terkait penggusuran di Jakarta bersama UPC (Urban Poor Consortium). Saya diantarkan kesana kemari bertemu banyak orang di beberapa kampung bekas gusuran berbeda. Saya diantarkan melakukan wawancara orang-orang penting yang saya tidak punya gambaran siapa mereka. Saya ikut saja dan berpikir. Di antara waktu berpikir dan kebimbangan dan kebingungan, waktu tetap berjalan. Saya tiba di tempat ini. Ada sesuatu yang istimewa. Saya belum paham apa waktu itu. Ide dari pameran foto-foto ini adalah sesederhana untuk menangkap dan menceritakan kembali kegiatan warga sehari-hari di Kampung Krapu – Tongkol – Lodan. (Semoga warga menyukainya!) Selain itu, pameran ini juga untuk orang-orang yang mungkin tidak memiliki kesempatan yang sama seperti saya. Kesempatan untuk menyaksikan indahnya kehidupan sehari-hari di tempat ini. Ribuan foto berbeda saya ambil setiap hari dan satu ungkapan yang menjadi alasan kuat untuk melanjutkan tetap melanjutkan memotret, “The ordinary is extraordinary” (hal-hal biasa merupakan hal yang luar biasa). Semua yang terlihat disini adalah hal biasa; tangan-tangan para ibu yang menyuapkan makanan ke mulut-mulut kecil, para pelajar yang bersiap-siap ke sekolah, para bapak dan anak muda yang bersiap-siap berangkat kerja dengan baju kerja mereka yang rapi setelah disetrika, dan para remaja yang berjalan ke masjid untuk menunaikan ibadah mereka. Saya bingung tetapi saya sangat yakin bawah merekalah, para warga disini, yang membuat kesempurnaan itu bisa diungkapkan dan diartikan. Kesempurnaan terungkap oleh mereka ketika mereka melakukan di sebuah suasana; suasana kampung, suasana kehidupan, suasana jalan, suasana deretan rumah -yang tertangkap dalam foto-foto ini. Saya pikir begitu. Kenyataan bahwa Kampung Krapu – Tongkol – Lodan pun tidak lepas dari ancaman penggusuran oleh pemerintah kota, baik yang sudah dan akan terjadi, mungkin, melalui jejeran foto-foto ini semua yang datang dan melihat bisa menikmati dan mempertanyakan secara perlahan dan hati-hati; wajah-wajah inilah yang akan terhapuskan. Mata melihat. Nurani bertanya. Bukan sekedar persoalan suasana dan benda. Tapi kehidupan. Hapus. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Jakarta. Hanya beberapa minggu saya habiskan bersama warga di sini; duduk di rumah warga, nongkrong, jalan-jalan, dan menginap. Terkadang saya merasa sangat sungkan untuk menolak makanan dan jajanan yang ditawarkan walaupun perut sudah kenyang. Saya bingung tapi juga sangat senang dengan keramahan ini. Jakarta tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Dan jika hidup bisa diulang tiga kali, saya rasa tidak akan pernah cukup waktu untuk menggambarkan kedalaman arti dari kesederhanaan kehidupan sehari-hari di sini. Apa yang saya tangkap dengan kamera hanya secuil dari luas dan dalaman samudra yang tanpa batas. Saya juga hanya mampu berada di satu tempat pada satu waktu. Ada batasan dan keterbatasan ruang dan waktu. Mungkin saya hanya bisa menangkap satu atau dua foto setiap detik. Sebagai sebuah karya yang belum selesai dan tidak akan bisa diselesaikan, saya berharap bisa kembali suatu hari nanti." –Hans Han (translated by Yantri) Photography Curator: Yantri Sinaga -
#Tagih Janji Jokowi
Pada Pilkada Jakarta 2012 & Pilpres 2014, Jokowi melakukan kontrak politik dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Urban Poor Consortium (UPC). Salah satu point isi kontrak politik tersebut adalah penataan kampung-kampung miskin dan perlindungan bagi pekerja informal dan tidak melakukan penggusuran dan penggarukan. Namun realitas sekarang, justru rakyat miskin kota rumahnya banyak digusur dan becak serta pedagang kaki lima digaruk.