• Urban Poor Consortium Official Website
  • Berbagi Lahan Berbagi Kehidupan
Home » Berita Kampung Kota » Kronologi Penindasan oleh PT Central Pertiwi Bahari

Kronologi Penindasan oleh PT Central Pertiwi Bahari

adminupc 15 Apr 2016 12

Sebarkan ke media massa dan siapapun yang kompeten !

SOS!!! beri bantuan!!

Kronologi Penindasan oleh PT Central Pertiwi Bahari

dalam Hubungan Inti-Plasma Tambak Udang Bratasena

Kabupaten Tulangbawang, Lampung

Malam ini, 15 April 2016, di desa tambak udang Bratasena Mandiri dan Adiwarna, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang terjadi kekerasan dan pelanggaran hak asasi warga: 56 petambak dan keluarganya diusir dari desa karena dianggap melawan perusahaanCentral Pertiwi Bahari (CPB) dan tokoh-tokoh petambak pendukung perusahaan.

HENTIKAN PELANGGARAN HAK ASASI DAN KEKERASAN TERHADAP WARGA TSB

Tahun 1980 – 1993

  • Tahun 1980,  warga kampung Teladas di Pesisir Timur sungai Way Seputih yang berjumlah  sekitar 500 orang membuka lahan pertambakan dan pertanian dengan  luas areal sekitar 6000 hektar.  Warga melakukan usaha pertambakan dengan swadaya dan organik.
  • Tahun 1993, para petani petambak diundang pertemuan di Dusun Sungai Burung oleh satuan Brimob dan PT. Central Pertiwi Bahari (CPB). Mereka diharuskan menerima ganti rugi buka lahan senilai Rp 150.000 –250.000/0.5 ha lahan pertanian, Rp 3-4 juta lahan pertambakan, dan Kartu Plasma sebagai syarat menjadi Plasma. Warga yang menolak rumahnya dibakar.

Tahun 1993 – 1995

  • Tahun 1995, dimulailah kemitraan Inti(CPB)-Plasma (petambak), dimulai dengan petambak diharuskan mengambil kredit bank 145 juta rupiah dengan CPB sebagai penjamin, yang oleh bank diserahkan kepada CPB. Sejumlah120 juta untuk petambak membeli 1 ha lahan tambak dan rumah bedeng yang dibangunkan PT CPB; dan 25 juta sisanya dikembalikan kepada petambak dalam bentuk saprodi (sarana produksi), bahan makanan pokok dan uang biaya hidup  Rp 150 ribu/bln.
  • Kemitraan diikat lewat Perjanjian Kemitraan (PKS) yang isinya ditentukan sepihak oleh CPB, petambak diharuskan tandatangan tanpa mengerti sepenuhnya isinya.

Tahun 1993 – 2015

  • Pelaksanaan kemitraan sangat merugikan petambak karena CPB menentukan harga saprodi saprodi sangat tinggi, dan harga udang saat panen sangat rendah. Setelah bermitra 20 tahun, 1995-2015, hutang 96% petambak berkisar 200-800 juta, 2% berhutang 1,6 milyar, dan hanya 3% lunas. Petambak yang lunas harus menyimpan uang di  perusahaan, Rp 25-125 juta/panen.
  • Maret 2012 petambak mendirikan Forsil (Forum Silaturahmi), organisasi yang memperjuangkan kemitraan adil. CPB memaksa petambak membubarkan organisasi tersebut dengan cara menghentikan tebar benih; tidak memberikan bahan pokok dan biaya hidup bulanan sehingga para petambak dan keluarganya nyaris kelaparan; memecat 300 istri petambak yang bekerja di cold storage; menghentikan pasokan air bersih ke rumah-rumah pengurus Forsil; dan merekayasa bentrok fisik antar petambak,yang meledak pada 12 Maret 2013 dan memakan korban sedikitnya 9 meninggal, sekitar 100 luka ringan dan berat, 10 pengurus Forsil dikriminalkan dan 2 orang dipenjara.
  • Pasca bentrok, kemitraan Inti-Plasma berlanjut, tetapi PKS tetap tidak adil, intimidasi dan pemaksaan terus terjadi.
  • CPB mengkooptasi sebagian pengurus inti Forsil sehingga organisasi pecah. Para aktivis inti yang masih berpihak kepada kepentingan petambak memisahkan diri.

Tahun 2016

  • Pada 31 Maret 2016, dengan difasilitasi UPC, 2 perempuan dan 8 lelaki wakil petambak (di luar Forsil) menemui Menteri Tenaga Kerja untuk menyampaikan permasalahan mereka dan mengusulkan pemecahan.
91d0dffa-734c-47ad-8f79-7af1aa381bfb (1)

Dokumentasi pertemuan perwakilan petambak Bratasena dengan menteri tenaga kerja (Hanif Dhakiri). 2016

  • Sekembali dari Jakarta mereka diintimidasi dan diteror. Hari ini, 15 April 2016, mereka mengadakan pertemuan public melaporkan hasil pertemuan dengan Menaker. Pertemuan dibubarkan oleh Satgas Forsil bersama sekitar 10 aparat Kepolisian.
  • Jam 16.00, 10 orang tersebut bersama keluarganya diusir oleh pengurus Forsil pendukung CPB dari desa. Malam ini, Satgas Forsil menyisir satu per satu 46 warga pemimpin petambak yang dianggap pembangkang, dan mengusir mereka dari desa.
  • Saat kronologi ini di terbitkan tercatat  ada 1 rumah kaca pecah 5 yg dicoret2, 3 disegel akibat serangan massa yang berpihak kepada CPB.

Urban Poor Consortium, 15 April 2016

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
KPRM inisiasi program : Jamban Sehat Untuk Semua

adminupc

17 Jan 2017

  “Punya jamban, sama pentingnya dengan punya tempat makan” Budi Laksono Berdasarkan data WHO  ada 1,5 milyar kasus diare dan tifoid  di seluruh dunia, 4 juta diantaranya meninggal. Di Indonesia sendiri pada tahun yang sama, ada  160.000 angka kematian yang  disebabkan oleh  diare dan tifoid.  Dua penyakit yang dinobatkan sebagai 2 dari 10 penyakit terbanyak (Kemenkes …

Menyatukan Kekuatan Rakyat Miskin, Melalui Pengorganisasian

adminupc

01 Nov 2016

Kegiatan ini kita lakukan untuk kepentingan rakyat miskin, agar kita tidak terus menerus dibodohi. (lina) Sejak didirkan tahun 2002 lalu, Komite Perjuangan rakyat Miskin (KPRM) Makkasar tetap konsisten bekerja bersama rakyat miskin kota, dalam merjuangkan kesehateraannya. KPRM yang menjaringkan kampung miskin di kota makassar ini, kini beranggotakan + 1000 orang, yang tersebar di berbagai kampung, …

Penghapusan Kemiskinan dengan Memenuhi Hak Atas Kota

adminupc

16 Oct 2016

  Pengusuran permukiman rakyat miskin di Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya beberapa tahun belakangan ini telah memperlihatkan bahwa pemerintah provinsi atau kota tak ubahnya pelayan bahkan tukang pukulnya para pemodal yang selama ini telah menguasai tanah-tanah perkotaan. Pemerintah kota tidak peduli dengan kondisi rakyat atas penggusuran yang dilakukan,  apakah kondisi mereka lebih miskin daripada …

Forum Kampung Kota : Tolak Ahok

adminupc

21 Aug 2016

  “Marilah Saudara-saudara, hai saudara-saudara dari Djakarta, kita bangun kota Djakarta ini dengan cara semegah-megahnya. Megah bukan saja materiil, megah bukan saja karena gedung-gedungnya pencakar langit, megah bukan saja ia punya boulevard-boulevard, lorong-lorongnya yang indah, megah bukan saja ia punya monumen-monumen indah, megah di dalam segala arti, sampai di dalam rumah-rumah kecil daripada Marhaen di …

KEKERASAN DAN PERAMPASAN HAK PETAMBAK PLASMA DI BUMI BRATASENA, LAMPUNG

adminupc

18 Apr 2016

  Undangan Pers KEKERASAN DAN PERAMPASAN HAK PETAMBAK PLASMA DI BUMI BRATASENA, LAMPUNG Jumat malam, 15 April 2016, di desa tambak udang Bratasena Mandiri dan Adiwarna, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung terjadi kekerasan dan pelanggaran hak asasi warga: 66 petambak dan keluarganya diusir dari desa karena dianggap melawan perusahaan Central Pertiwi Bahari …

Perjuangan Organisasi Rakyat dalam Habitus Kampung dan Kota

adminupc

10 May 2015

Pengantar Tulisan ini bersifat narasi deskriptif mengenai dinamika organisasi rakyat miskin yang memperjuangkan kepentingannya dalam konteks transisi demokrasi pasca reformasi 1998. Penulis berasumsi bahwa reformasi di ranah politik telah merevitalisasi kebebasan berorganisasi dan berpendapat di ranah sosial. Hanya saja, tidak selalu persis sama apa yang dipertaruhkan kaum reformis di ranah politik dengan apa yang diperjuangkan …

Hot Categories