Warga Korban Gusuran Mengadakan Dialog dan Buka Puasa Bersama

Setelah resmi menjabat sebagai koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta yang baru, Eni Rochyati bersama beberapa pengurus inti JRMK Jakarta lainnya giat mengadakan pertemuan di komunitas. Moment Ramadhan selain digunakan untuk kembali merekatkan jaringan antar kampung, juga digunakan sebagai ruang dialog guna menjaring harapan dan masalah dari rakyat miskin kota – rakyat yang sebelumya telah berpatisipasi pada pemilihan koordinator JRMK periode 2015 – 2018.
***
Selasa (30//06/2015), kepengurusan baru Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta bersama warga korban penggusuran kampung Baru, Muara Angke dan Kali Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara mengadakan acara buka puasa. Acara buka puasa yang terselenggara atas inisiatif warga ini dimanfaatkan oleh pengurus JRMK yang baru sebagai ajang untuk mensosialisasikan kepengurusan juga sebagai ruang dialog menjaring masalah dan usulan dari warga korban penggusuran dari Kampung Baru dan Kali Pakin yang kini menghuni rumah susun Budha Tzu Ch, di kelurahan Pluit, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Kegiatan dimulai dengan diskusi tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi warga. Sebagai pemantik diskusi Kokom, koordinator JRMK periode 2012-2015, menjelaskan bahwa tujuan dari diskusi adalah guna menjaring usulan dari warga. “Usulan dari warga tersebut akan kami jadikan bahan untuk menyusun rencana kegiatan JRMK,” jelas Kokom.
Sebagai informasi, keberadaan warga Kampung Baru dan Kampung Pakin pada tahun 2012 lalu mereka menjadi korban gusuran, saat DKI Jakarta masih dipimpin oleh Jokowi. Berbeda dengan kondisi korban gusuran oleh Pemprov DKI saat ini di bawah Ahok, pada masa Jokowi semuanya dapat mengakses bantuan rumah susun. Kini sekitar 200 KK eks gusuran Kampung Baru dan Kampung Pakin menghuni petak rusun bertipe 36. (Baca juga https://www.facebook.com/permalink.php?id=168300663183145&story_fbid=519374254742449,)
Saat berbincang lepas, warga mengaku senang bisa tinggal di rusun. “Biaya murah, tidak begitu jauh dari lokasi kampung sebelumnya,serta tetap bisa bertetangga dengan orang-orang yang dulunya memang tetangga di kampung sebelumnya,” cerita Aisyah. Akan tetapi tinggal di rusun bukan tanpa masalah. “Oleh pengelola rusun, kami dilarang berjualan sejak 3 bulan lalu, padahal pendapatan cukup lumayan dari berjualan, dulunya di kampung kami juga berjualan,” tambah Aisyah.
Saat proses penggalian masalah, ada beberapa poin penting yang menjadi bahan diskusi yaitu terkait ekonomi, kesehatan, hak dasar dan pendidikan yang semuanya harus ditindaklanjuti oleh pengurus JRMK bersama warga.
Mengakhiri dialog, Kokom mengajak warga untuk membuat rencana tindak lanjut terkait masalah yang dihadapi, khususnya terkait BPJS dan akta kelahiran anak, karena hampir semua peserta diskusi yang didominasi oleh perempuan ini mengaku masih kesulitan mengakses kedua hal tersebut.. Untuk itu Kokom berharap agar setelah pertemuan ini, ada warga yang bisa menindaklanjuti dengan mendata warga yang belum bisa mengakses BPJS dan akta kelahiran anak.
Selanjutnya Kokom, mempersilahkan kepada Eni Rochyati untuk memperkenalkan diri dan memberikan sepatah kata kepada para warga. Dalam sambutannya Eni berharap agar, warga bisa ikut aktif dalam kepengurusan dan bisa segera menentukan orang-orang yang akan terlibat dalam kepengurusan di JRMK. “Setelah ini baiknya diadakan pertemuan khusus untuk menentukan perwakilan warga yang akan terlibat dalam kepengurusan JRMK,” jelas Eni
Ketika waktu berbuka tiba, kegiatan dilanjutkan dengan menyantap hidangan berbuka. Kemudian sebelum acara selesai, Eni mengajak warga untuk mengevaluasi kegiatan dialog dan buka bersama tersebut. Lasma selaku ketua RT sekaligus kader JRMK, mengaku sangat senang atas terselenggaranya acara dan terharu melihat antusiasme warga dalam kegiatan tersebut. “Hidangan berbuka ini datang dari warga semua,” kata Lasma.
Kemudian, Eni, koordinator JRMK yang baru, menyampaikan harapan agar segera ada tindak lanjut untuk membicarakan kembali hasil dari dialog tersebut dan segera mengambil langkah yang akan dilakukan termasuk mulai menyiapkan orang-orang kampung yang akan terlibat dalam kepengurusan JMRK Jakarta periode 2015 – 2018. “Kita semua akan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat miskin kota,” pungkas Eni. (Frd)