AKSI#TagihJokowi HARI KE-4

Ahok Hobi Gusur, Jokowi Jangan Diam
Aksi piket #TagihJokowi sudah memasuki hari ke-4, namun belum ada sinyal bahwa Presiden Jokowi akan memenuhi tuntutan dari Jaringan Rakyat Miskin Kota. Pengunjukrasa setiap hari datang pukul 10.00 pagi ke istana negara menuntut Presiden Jokowi agar segera menemui mereka dan menghentikan penggusuran serta garukan becak dan PKL. Peserta unjukrasa setiap harinya hanya berjumlah 8-10 orang perempuan dan laki-laki berasal dari kampung-kampung miskin di Jakarta dan para tukang becak serta pedagang kaki lima.
dokumentasi Aksi#Tagih Janji Jokowi Hari 2
Jaringan rakyat miskin kota melakukan aksi piket ini dilatarbelakangi maraknya kasus penggusuran dan penggarukan di Jakarta. Mereka menganggap Gubernur DKI Jakarta tidak memiliki keberpihakan kepada yang minoritas khususnya kepada yang miskin dan justru berpihak kepada mereka yang mempunyai nilai investasi besar. Hal ini dibuktikan dengan pemberian 4 ijin untuk pengurukan laut (reklamasi) di pantai utara Jakarta. Sedangkan kepada yang miskin Gubernur DKI Jakarta menuduh melakukan pengurukan sungai yang kemudian dijadikan alasan untuk menggusur dan mengusir rakyat miskin dari wilayah yang sudah ditinggali puluhan tahun. Cara-cara yang digunakan Gubernur DKI Jakarta selama proses penggusuran pun tidak menghargai martabat kemanusiaan. Rakyat miskin dicap sebagai warga liar, dikriminalisasi dan tidak diajak bicara layaknya tanggungjawab seorang pimpinan kepada rakyatnya. Jalur-jalur musyawarah ditinggalkan dan kekerasaan dikedepankan. Pengerahan TNI-Polri menyimpang dari tugas pokoknya yang bertugas menjaga kedaulatan negara dan keamanan, berbeda dengan sengketa lahan. Satpol pp yang diberi wewenang melakukan penggusuran atau penggarukan bertindak di luar batas protap dan SOP. Banyak terjadi penggarukan becak disertai kekerasan seperti kasus di Semper Barat seorang tukang becak diduga ditabrak dari belakang oleh mobil Satpol pp ketika penggarukan becak.
dokumentasi Aksi#Tagih Janji Jokowi Hari 2
Ibu-ibu penagih janji Jokowi ini adalah para relawan pemenangan Jokowi ketika tahun 2012 mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta dan tahun 2014 sebagai calon Presiden. Berbekal naskah kontrak politik yang telah ditandatangani oleh Jokowi, para ibu-ibu ini melakukan penggalangan suara dari rumah ke rumah dan meminta uang saweran untuk diberikan kepada Jokowi sebagai dana kampanye yang dibiayai oleh rakyat. Mereka menyakinkan para pemilih khususnya di kalangan rakyat miskin untuk memilih Jokowi agar kehidupan rakyat miskin menjadi lebih baik sesuai janji yang Jokowi telah tandatangani. Ketika Jokowi menang, JRMK, Sebaja dan UPC tidak meminta jatah materi ataupun jabatan kekuasaan. Yang diharapkan adalah janji yang tercantum dalam kontrak politik ditepati dan dilakukan oleh Jokowi.
BESOK KAMI AKAN DATANG LAGI
Jakarta, 17 Maret 2016
Salam,
Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Kelompok PKL Jakarta, Urban Poor Consortium (UPC)
Kontak : Rasdulah (081314970867), Kokom (081585519429)