Power from Below: Gerakan Perempuan Miskin Kota di Makassar

Share:

Selanjutnya, organisasi ini memang tidak diniatkan atau dimaksudkan sebagai organisasi perempuan miskin kota, tapi tak bisa dipungkiri ribuan anggotanya adalah perempuan, dan tentu saja pengurusnya. Nah, apakah untuk mengatasi persoalan kemiskinan di Makassar, seperti tujuan awal KPRM didirikan, kondisi yang sekarang tetap dibiarkan bahkan diperkuat sehingga KPRM menjadi organisasi perempuan miskin kota, atau dikembalikan seperti di awal berdirinya. Jika ada keinginan untuk menjangkau atau menarik minat laki-laki miskin perkotaan, maka perlu ada perluasan wilayah dampingan dan media pengorganisasian yang digunakan.

Akhirnya, sebagai penutup, banyak hal telah dilakukan dan dipunyai KPRM yang bisa menjadi inspirasi bagi organisasi rakyat lain. KPRM telah membuktikan bahwa kemandirian, solidaritas antar anggota yang tinggi, kerja keras, komitmen yang kuat terhadap perjuangan, dan strategi yang pas bisa menjadi modal yang kuat bagi tumbuhnya organisasi rakyat. Jika kelemahan dan tantangan bisa ditangani, organisasi ini akan membuka harapan yang lebih besar bagi perubahan sosial yang berangkat dari bawah.
(Ari Ujianto)


1. Wawancara dengan M. Nawir, inisiator sekaligus pendamping KPRM, 1 Januari 2011
2. Informasi berasal dari M. Nawir yang memberikan masukan terhadap draft tulisan ini
3. Isi naskah lengkap ada dalam lampiran
4. Keterangan Ado, salah seorang deklarator, pada penulis pada 4 Mei 2011. Menurutnya, yang mengusulkan nama komite pembebasan adalah Albert, temannya yang sekaligus sebagai deklarator.
5. notulensi rapat formatur dan profile KPRM tahun 2003 dan notulensi Konggres KPRM 2008
6. Wawancara M. Nawir, 1 Januari 2011
7. Paparan lebih detail tentang konflik tersebut akan dijelaskan dalam sub-judul “ Kelemahan dan Tantangan”
8. Wawancara dengan Ado tanggal 4 Mei 2011.
9. Sebenarnya mereka tidak sepenuhnya tidak bekerja, karena selain mengerjakan pekerjaan domestik, wilayah kerja mereka juga hanya di dalam kampung, seperti menjahit, mengelola warung atau toko, dan sebagainya, Wawancara Daeng Caya dan Lina tanggal 31 Desember 2010
10. Wawancara Ado, 4 Mei 2011
11. SAHPF merupakan federasi dari organisasi-organisasi rakyat miskin kota di Afrika Selatan. Tim yang datang ke Indonesia untuk memperkenalkan tabungan untuk pengorganisasian yakni Patrick Hunsley, Phiwe Mbhele dan Mmabatho Mogotsi (Dokumen laporan akhir tahun 2003 sekretariat nasional urban poor linkage (uplink) Indonesia).
12. Paper “Gerakan Tabungan Perempuan”, Edi Saidi dan Ari Ujianto, 2006, tidak diterbitkan.
13. Laporan hasil rapat bulanan KPRM, 27 April 2003.
14. Laporan Uplink simpul Makassar tahun 2006
15. Dian Tri Irawaty, Political Contract as Strategy to Influence Pro Poor Policy : A Case Study of Makassar Mayoral Election 2008, sebuah thesis untuk program MSc di Urban Magement and Development, Rotterdam, 2010. Dalam thesis tersebut mengulas secara gamblang proses kontrak politik antara KPRM-UPC dengan IASMO, termasuk metode RAP. Uraian tentang metode RAP dalam tulisan ini selain berdasar thesis Dian Tri Irawaty, juga berdasar pengetahuan dan pengalaman penulis.
16. ibid
17. Wawancara M. Nawir, 1 Januari 2011

Oleh : Ari Ujianto

Tulisan ini pernah dimuat di : srinthil.org 29 Oktober 2012

Halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jika Anda menyukai artikel di situs ini, silahkan input Email Anda pada Form yang disediakan, lalu Klik Untuk Berlangganan. Dengan begitu, Anda akan berlangganan setiap update artikel terbaru UPC gratis via FeedBurner ke Email Anda.

Artikel Lainnya