Tentang Bank Dunia dan Kemiskinan

Share:

Promosi Program Penyesuaian struktural (SAP) Bank Dunia, dan kegagalannya mengarahkan masalah utang, telah menjadi bahan perdebatan tentang mandat Bank Dunia dalam pengurangan angka kemiskinan. Program SAP sekarang diterapkan di lebih seratus negara, terlihat dari banyaknya transformasi negara-negara berkembang menjadi pemasok tenaga kerja murah dan sumber daya alam untuk didayagunakan oleh ekonomi internasional. Sementara itu, pelayanan akumulasi jumlah pinjaman bagi suatu kebocoran keuangan secara drastis menyusutkan sumber daya yang tersedia dalam memerangi kemiskinan. Masalah yang relatif baru adalah bagaimana promosi Bank Dunia berupa liberalisasi dan swastanisasi pasar berpengaruh terhadap kemiskinan dan ketimpangan di negara-negara transisi Eropa Tengah, Eropa Timur, dan bekas Uni Soviet. Akhirnya, ada keprihatinan bahwa kesediaan Bank Dunia melayani kepentingan elite politik dan ekonomi merusak efektivitasnya sebagai agen pembangunan dalam menghapus kemiskinan. Ada empat masalah yang akan dibicarakan secara jelas berikut ini.

BOKS 13 : AKAR Struktural dari KEMISKINAN

Apa penyebab utama kemiskinan?

Secara konvensional, pendapat umum melacak sebab-sebab kemiskinan pada watak dan perilaku orang miskin itu sendiri. Bagaimanapun, ihwalnya semakin jelas bahwa pemberantasan kemiskinan tidak saja menjadi keinginan dari pihak rakyat miskin itu sendiri, akan tetapi lebih merupakan tugas yang harus ditangani oleh pemerintah, sektor swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga-lembaga multilateral dengan cara disepakati bersama. Sebab-sebab kemiskinan struktural, yang dipengaruhi oleh hal-hal ini, mencakup:

Kurangnya demokrasi: hubungan kekuasaan yang menghilangkan kemampuan warga negara atau suatu negara untuk memutuskan masalah yang menjadi perhatian mereka;

Kurangnya memperoleh alat-alat produksi (lahan dan teknologi) dan sumber daya (pendidikan, kredit dan akses pasar) oleh mayoritas penduduk;

Kurangnya mekanisme yang memadai untuk akumulasi dan distribusi

Disintegrasi ekonomi nasional, yang berorientasi memenuhi pasar asing daripada pasar domestik;

Pengikisan peran pemerintah sebagai perantara dalam meminimalkan ketimpangan sosial, contohnya melalui swastanisasi program-program sosial

Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dan tercemarnya ekosistem yang secara tidak proporsional berdampak kepada orang miskin; dan

Kebijakan-kebijakan yang menyebabkan monopolisasi ekonomi dan polarisasi masyarakat, yang memacu bertambahnya penumpukan pendapatan dan kesejahteraan.

Kritik menyatakan bahwa Bank Dunia harus mengarahkan faktor-faktor tersebut ke dalam program bantuan pinjamannya dan kebijakannya daripada mengandalkan pendekatan yang bersifat kompensasi untuk mengurangi kemiskinan.


PENYESUAIAN STRUKTURAL (SAP)
Mula-mula Bank Dunia memulai pemberian pinjaman penyesuaian pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, sebagai respons atas shok minyak yang kedua dan krisis hutang yang mengkhawatirkan yang membuat defisit anggaran dan neraca pembayaran di beberapa negara peminjam. Pinjaman penyesuaian struktural adalah pengeluaran dana secara cepat dan berhubungan dengan perbaikan kebijakan ketimbang dengan investasi dalam proyek-proyek khusus. Tujuan pemberian pinjaman penyesuaian struktural menurut Corbo dan Fischer (1992) adalah, “untuk mencapai stabilisasi ekonomi makro jangka panjang dan transformasi struktural ekonomi dengan mendasarkan pada sebab-sebab mendasar krisis ekonomi di suatu negara”. Setelah melewati waktu sepuluh tahun, pinjaman penyesuaian telah berjumlah sekitar seperempat pinjaman yang dicairkan oleh Bank Dunia, dan mencapai tataran jenis pinjaman tertinggi bagi beberapa negara.

Kritik dari luar dan Bank Dunia berselisih pendapat tentang hubungan penyesuaian struktural dan kemiskinan. Bank Dunia berpendapat bahwa penyesuaian struktural dibutuhkan untuk mengembalikan negara-negara pada jalur pertumbuhannya, yang, setidaknya dalam jangka panjang, akan menaikkan pendapatan dan kesempatan kerja. Karena beberapa perubahan kebijakan tiba-tiba telah menyebabkan beban lebih berat bagi sektor paling miskin dalam masyarakat, Program SAP Bank Dunia mendapat kritik tajam karena telah memperparah kemiskinan, walaupun sebenarnya diharapkan akan mengurangi angka kemiskinan. Pada tahun 1987, UNICEF mempublikasikan sebuah laporan yang menunjukkan bagaimana kebijakan penyesuaian struktural dapat merugikan kesehatan, tingkat gizi, dan tingkat pendidikan orang-orang miskin di negara-negara pengutang.3) Kajian-kajian lanjutan semakin menunjukkan bagaimana penyesuaian struktural memperparah kemiskinan, menurunkan tingkat kesehatan dan pendidikan orang miskin, mempersulit buruh dan lapangan pekerjaan, atau merusak lingkungan.4) Boks 14, “Penyesuaian Struktural”, memerinci elemen-elemen standar program penyesuaian struktural, dan pertaliannya dengan kemiskinan dan kesenjangan.

Di Meksiko, perbaikan kebijakan mengarah ke deregulasi sektor pedesaan yang merekomendasikan swastanisasi tanah pertanian milik bersama, penghapusan kredit pedesaan yang tingkat suku bunganya rendah, dan penghapusan subsidi harga untuk sembako. Menurut organisasi petani independen, hasil dari kebijakan-kebijakan ini cukup bertentangan dengan apa yang sebenarnya diinginkan: deregulasi telah memerosotkan hasil panen padian-padian Meksiko dan mendorong para petani untuk migrasi ke kota-kota dan ke Amerika Serikat. Dampak pada masyarakat semacam ini -hancurnya “modal sosial”-tidak tertangkap oleh indikator-indikator kinerja ekonomi makro.

Halaman: 1 2 3 4 5 6 7

Jika Anda menyukai artikel di situs ini, silahkan input Email Anda pada Form yang disediakan, lalu Klik Untuk Berlangganan. Dengan begitu, Anda akan berlangganan setiap update artikel terbaru UPC gratis via FeedBurner ke Email Anda.

Artikel Lainnya