Pertemuan Akhir Tahun 2014 – JERAMI

Seperti yang sudah-sudah, Jejaring Rakyat Miskin Indonesia (Jerami) setiap bulan Desember selalu mengadakan Pertemuan Akhir Tahun (PAT) yang pada tahun 2014 ini dilakukan pada 10-15 Desember di Parung, Bogor. Ada 45 peserta yang hadir baik mewakili organisasi rakyat dari 6 kota, UPC, dewan penyantun dan fasilitator.
Momentum hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember, biasanya dipakai untuk mengawali atau mengakhiri acara PAT. Untuk tahun ini, momentum hari HAM dipakai untuk mengawali PAT yakni dengan acara doa bersama untuk rakyat yang tergusur di Bundaran HI Jakarta, pada 10 Desember malam.
Keesokan harinya, 11 Desember, sebelum pembahasan materi, dilakukan Nishi, sebuah senam kesehatan alami untuk menjaga kesehatan. Hal ini sudah disepakati akan dilakukan pada pagi sebelum sessi dan sore setelah sessi materi.
Sebagai awalan hari pertama PAT ada pengantar, perkenalan, kontrak belajar, dan menyepakati aturan. Kemudian acara dilanjutkan dengan melihat dan mengomentari display laporan dari masing-masing kota/wilayah. Display merupaan gambar dan tulisan yang memuat kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan masing-masing Organisasi Rakyat (OR), keberhasilan atau capaiannya, dan juga kegagalan yang terjadi.
Setelah laporan masing-masing kota selesai, melalui tanya-jawab berdasar display, maka acara dilanjutkan dengan evaluasi program. Untuk mengevaluasi ini, peserta dibagi menjadi 4 kelompok, yakni : (1) Kesehatan Alami, (2) Advokasi, (3) Ekonomi, (4) Keorganisasian. Kelompok ini kemudian berdiskusi mengevaluasi masing-masing program, khususnya menjawab pertanyaan : 1. Apa capaian masing-masing program di tahun 2014? 2. Faktor-faktor apa yang membuatnya terjadi?
Capaian yang terjadi di tahun 2014, bisa disimpulkan sebagai berikut :
1. Formalisasi UPLINK ( Urban Rural Poor Linkage) atau dalam bahasa Indonesia JERAMI (Jejaring Rakyat Miskin)
- Sebagian anggota OR memiliki KTA (walau masih sedikit)
- OR sudah punya sekreteraiat: KPRM, GERMIS, PWSS, JRMK JAKARTA, JRMK LAMPUNG
- Ada pengurus OR tiap kota
- Sebagian OR sudah memiliki AD/ART (KPRM, PWSS, JRMK Jakarta)
2. Memiliki data base tingkat kota maupun kampung
- Data wilayah dampingan Jerami (Makassar, Pare-pare, Surabaya, Porong, Jakarta dan Lampung) terinput dengan system OMS (Open Street Map)
- Ada kerja sama dengan “Ruang Jakarta” untuk melakukan sistem input data di seluruh kota
3. Menguatnya organisaisi JERAMI lewat media : kesehatan alami, ekonomi, advokasi, dan penguatan organisasi
- Kube bisa menggerakkan organisasi (dengan pertemuan, iuran, tabungan, dll) tetapi di sisi lain menjadi pemecah karena ada pelanggaran penggunaan uang.
- Program gaya hidup sehat alami mulai dikenal dan dipraktekkan oleh kader kesehatan OR
- Ada 16 CL tingkat kota, 284 CL tingkat kelompok
- Kontrak politik terjadi dengan caleg dan capres Jokowi
- Advokasi air ‘Jogja asat” naik ke ruang public dan menginspirasi warga lain melakukan advokasi juga
4. Terjadi kemandirian UPC-JERAMI dengan iuran anggota dan penggalangan dana publik
- Iuran anggota terjadi lewat kegiatan kube, walaupun belum berjalan secara menyeluruh di seluruh kota. Hanya Makassar yang relative rutin.
- Memiliki kemampuan menangani kasus pendidikan, kesehatan, hak atas identitas
- Ada 10 donatur perorangan tidak tetap
5. Perubahan kebijakan penanggulangan kemiskinan pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah lewat kerjasama dengan Kementerian Sosial RI dan pemerintah daerah
- Merintis kampung model di Kampung Pisang, Makassar, dengan konsep terpadu berbasis partisipasi
- Ada komitmen dari Kementerian Sosial untuk melanjutkan kerja sama program di tahun 2015
Sedangkan faktor-faktor penyebab keberhasilan terjadi adalah :
- Ada kader OR yang aktif sebagai penangungjawab program
- Program bermanfaat langsung dan dampaknya konkrit
- Ada wawasan dari orang-orang yang ahli
- Ada kerja sama dengan Kementerian Sosial
Hari ke-2 PAT diisi dengan diskusi untuk penambahan wawasan peserta sebagai bekal dalam menyusun rancangan kegiatan ke depan. Ada 3 tema yang menjadi bahan diskusi dari pagi hingga sore hari, yakni Kondisi Politik Indonesia, RAPBN 2015, dan Program Kartu Sakti Jokowi.
Nawir menjadi pemantik diskusi terkait kondisi politik mutakhir. Dalam uraian awalnya, Nawir menyampaikan bahwa Jerami yang kemarin terlibat dalam pemenangan Jokowi dengan melakukan kontrak politik, maka sudah sewajarnya menjadi bagian dari pemenang. Posisinya harus jelas, kecuali jika isi kontrak politik itu tidak dilakukan Jokowi sama sekali, maka Jerami bisa saja keluar dari gerbong. Diskusi berjalan panjang dan tidak bisa tidak juga menyentuh kebijakan penghapusan subsidi BBM, yang tentu berimbas pada rakyat di akar rumput.
Sessi sebelum makan siang ditutup dengan tambahan wawasan terkait APBN tahun 2015, yang rancangannya telah dibuat pada jaman pemerintah SBY. Dalam APBN ini walaupun sudah nampak penggunaan anggaran untuk menopang kebijakan Jokowi, tapi jumlahnya masih kecil. Dari diskusi muncul informasi bahwa kemungkinan besar ada perubahan APBN ini di awal-awal tahun 2015.
Kemudian setelah makan siang, diskusi dilanjutkan dengan bahasan tentang Program Kartu Sakti Jokowi, dengan Gugun dan Fardi sebagai pemantik diskusi. Diskusi ini sangat panjang dan dinamis karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan keseharian peserta yang sebagian besar memang dari kampong miskin kota. Banyak dipaparkan di sini soal macam-macam kartu sakti, mulai dari Kartu keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kemudian juga dibahas dasar hukumya apa, siapa pengelola, anggarannya berapa, jumlah penerima manfaat dan criteria penerima manfaat, serta bagaimana cara pendaftaran atau mengaksesnya.
Setelah paparan diskusi, kemudian peserta dibagi dalam kelompok per kota untuk membahas peluang dan peran strategis yang bisa dilakukan. Hasil diskusi dipresentasikan keesokan harinya, karena hari telah sore dan waktu Nishi telah tiba.
Sessi pagi hari ke-3 PAT diisi dengan presentasi masing-masing OR per kota terkait peluang dan peran strategis yang bisa dilakukan berdasarkan diskusi hari sebelumnya. JRMK Jakarta, KPRM Makassar, Germis Kendari, PWSS Surabaya, KLM Sidoarjo, dan JRMK Lampung bergiliran menyampaikan presentasi. Hampir semua presentasi bernada optimis terhadap apa yang bisa dilakukan JERAMI di tahun 2015.
Setelah presentasi dan diskusi terkait peluang, sessi dilanjut dengan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan :”Bagaimana caranya memanfaatkan peluang tersebut?”. Peserta dibagi dalam 3 kelompok, dan setiap kelompok mendapatkan sebuah kertas yang berisi cerita. Setiap kelompok mendiskusikan cerita yang ada di kertas tersebut, dan mencari jawaban terhadap masalah yang ada di cerita itu. Tapi, jawaban harus disampaikan dengan bermain peran. 3 cerita tersebut terkait dengan masalah kesehatan, pendidikan, dan ancaman penggusuran yang sering dihadapi rakyat miskin.
Di sessi terakhir hari ke-3, dibahasa mengenai ide-ide program tahun 2015. Yang muncul tentu masih terkait dengan program sebelumnya, terutama yang belum selesai atau mengalami hambatan. Setidaknya kerangka program meliputi : Ekonomi, Advokasi, Keorganisasian dan Pendidikan, Gerakan Kesehatan Alami, Kelompok Belajar/Bermain Anak, Kebencanaan, dan Jaringan. Kerangka program tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok, untuk didetailkan dalam kegiatan-kegiatan dan target.
Hari terakhir PAT, sebagian besar waktu digunakan untuk memaparkan dan mendiskusikan rencana program tahun 2015. Hasil diskusi kelompok di hari sebelumnya kemudian dipresentasikan. Ada pelbagai masukan terhadap presentasi kelompok, misalnya bagaimana kita merumuskan “mimpi” yang lebih panjang, tidak hanya per tahun, agar mimpi besar itu utuh dan tidak sepotong-sepotong.
Setelah ada gambaran program dan kegiatan secara umum, kemudian dibagi lagi dalam kelompok per kota. Hal ini untuk melihat kembali rancangan program per kota yang sudah dibuat sebelumnya, apakah ada yang ditambahkan atau dikurangi dan disesuaikan dengan diskusi program secara menyeluruh.
Kemudian PAT ditutup dengan evaluasi. Tapi, walaupun sudah selesai, peserta tetap bekerja untuk mempersiapkan aksi solidaritas terhadap penahanan 18 aktifis hak asasi manusia Kamboja, karena memperjuangkan hak-hak mereka, yang rencananya dilakukan di depan kantor Kedutaan Kamboja.